Sumber : SOP Yanmed
Total Tayangan Halaman
Selasa, 02 Juli 2013
Kamis, 18 April 2013
BELAJAR MEMBACA ALAM UNTUK MERAMALKAN CUACA
Sebagai
anak pecinta alam, kamu bisa mengklaim mampu meramal cuaca sampai 36 jam
kedepan. Ilhamnya pun gak tanggung-tanggung—berasal dari pembacaan tanda-tanda
alam. Woh, gimana tuh??
Cara
1: Mengamati Embun Saat Matahari Terbit Pada Rumput
Kalau
rumputnya kering, berarti ada awan disekitarmu atau anginnya agak
kencang—artinya bakal turun hujan. Kalau rumputnya berembun, kemungkinan besar
tidak hujan.WARNING!
Metode ini tidak valid kalau pada malam sebelumnya turun hujan!
Cara
2: Ambil nafas dalam-dalam.
Tutup matamu, rasakan bau udara.
Ø Tetumbuhan
mengeluarkan zat buangan saat tekanan udara rendah, sehingga udara berbau
seperti kompos.
Ø Rawa-rawa
mengeluarkan gas methan tepat sebelum badai datang. Ini juga karena tekanan
udara yang rendah. Baunya nggak enak..
Ø Secara
umum bebauan terasa lebih kuat sebelum badai datang. Bisa dibilang, bunga lebih
harum sebelum terjadi hujan.
Cara 3: Cek kelembaban.
Saat udara lembab, rambut terasa tebal dan ikal. Daun-daun
cenderung menggulung.
Garam jadi menggumpal (garam jadi susah keluar darishaker).
Cara 4: Mengamati Warna Langit Saat Sore Dan Pagi
Kalau Kita melihat Langit Merah saat Sore hari (Sunset,
Lihat ke arah Barat ) itu menandakan ada sistem tekanan tinggi dengan udara
kering yang mengaduk partikel-partikel debu di udara, yang menyababkan langit
berwarna merah. karena cuaca pergerakannya dari barat ke timur maka dapat
disimpulkan bahwa udara kering tersebut sedang menuju arah kita Langit merah di
pagi hari (di Timur, sunrise) berarti bahwa udara kering telah pindah melewati
Kita, dan apa yang biasanya mengikuti balik itu (dalam perjalanan ke arah kita)
adalah suatu sistem bertekanan rendah yang membawa kelembaban.
Cara 5: Mengamati Bentuk dan Arah Awan
Ø Awan
pergi ke arah yang berbeda (misalnya satu lapisan akan barat, lapisan lain ke
utara) cuaca buruk datang, mungkin hujan es.
Ø Awan
awan hujan(Cumulonimbus) di pagi hari dan berkembang sepanjang hari –
kemungkinan besar cuaca buruk, hujan dera
Ø Awan
Cirrus tinggi di langit seperti pita panjang – cuaca buruk dalam 36 jam
berikutnya
Ø Altocumulus
awan seperti sisik ikan – cuaca buruk dalam 36 jam berikutnya
Ø Cumulus
menara (castellanus
kumulus) – kemungkinan hujan di kemudian hari
Cara
6: Perhatikan hewan.
Mereka
lebih cenderung untuk bereaksi terhadap perubahan dalam tekanan udara daripada
kita
Ø
Jika
burung terbang tinggi di langit, mungkin akan ada cuaca baik
Ø
Burung
Camar cenderung untuk berhenti terbang dan berlindung di pantai jika badai akan
datang.
Ø
Hewan,
terutama burung, menjadi sangat tenang segera sebelum hujan
Ø
Sapi
biasanya akan berbaring sebelum badai. Mereka juga cenderung untuk tinggal
berdekatan jika cuaca buruk di jalan
Ø
Kura-kura
sering mencari tempat yang lebih tinggi ketika hujan besar akan datang. periode
ini (1 sampai 2 hari sebelum hujan)
Cara 7: Membakar sesuatu misal rokok atau api unggun dan melihat pergerakan asapnya
Asap
harus naik terus. Asap yang berputar dan turun disebabkan oleh tekanan rendah
(itu berarti akan turun hujan)
Cara 8: Melihat bulan di malam hari
jika
bulan berarna kemerahan atau pucat, berarti debu di udara. Tetapi jika bulan
terang dan tajam terfokus, mungkin karena tekanan rendah telah membersihkan
debu, dan tekanan rendah berarti hujan. Juga, sebuah cincin di sekeliling bulan
(yang disebabkan oleh cahaya bersinar melalui awan cirrostratus terkait dengan
front hangat dan kelembaban) dapat menunjukkan hujan yang mungkin akan jatuh
dalam tiga hari mendatang. Ingat: Lingkaran di sekitar bulan, hujan atau salju
segera.
Namanya
juga ramalan—belum tentu 100% benar. Cara terbaik jadi peramal cuaca handal
ialah dengan trial and error: mencoba meramal, membuat
hipotesis-hipotesis, mengetes prediksi, dan membuat metode peramalanmu sendiri.
Petani dan peternak tradisional melakukan hal yang sama sebab cuaca sangat
mempengaruhi hidup dan pekerjaan mereka.
Selamat
mencoba! Semoga bermanfaat!
sumber : margagiri pecinta alam
Kamis, 14 Maret 2013
Persiapan Umum Mendaki Gunung
Mendaki gunung adalah olahraga yang tergolong berat dan cukup ekstrim.
Beban dan medan yang berat, dan resiko yang bisa datang kapan saja dan
setiap saat. Bagi sebagian kita yang tidak menyukai kegiatan di alam,
mendaki gunung adalah kegiatan yang sama sekali tak berguna. Selain akan
mengalami kedinginan dan kelelahan yang sangat berat, resiko yang bakal
dihadapi juga cukup besar. Sudah banyak cerita yang kita dengar adanya
para pendaki gunung yang cidera parah bahkan tewas karena berbagai hal
ketika mendaki gunung misalnya jatuh ke dalam jurang, mati kedinginan,
ataupun tersesat. Namun bagi para petualang gunung ataupun para penikmat
keindahan alam bebas, aktivitas ini sangat menyenangkan dan selalu di
tunggu-tunggu. Bisa melihat hijaunya pepohonan, berjalan menyusuri
hutan rimba, berjalan melewati jurang yang terjal, menyeberangi sungai
dan mendaki perbukitan dengan ditemani pemandangan alam yang sangat luar
biasa.
Ada beberapa hal yang harus kita siapkan sebelum melakukan pendakian.
Persiapan yang matang, akan mendatangkan hasil yang memuaskan: Jadi
perencanaan harus benar-benar dipersiapkan dengan sebaik-baiknya, karena
gagal dalam perencanaan berarti merencanakan gagal. Diantaranya adalah :
1. Persiapan fisik dengan olahraga.
Fisik yang kuat dibutuhkan dalam pendakian. Karena medan yang kita
hadapi tak selamanya datar dan menurun. Alangkah baiknya bila kita
berolahraga rutin sebelumnya. Yang paling gampang adalah dengan jogging
minimal 30 menit dalam sehari. Ini untuk menjaga kebugaran tubuh kita.
Biasakan tubuh untuk terus fit dan membiasakan menghadapi medan
berat. Olahraga ini disesuaikan dengan kemampuan tubuh kita, jangan
memaksakan.
2. Persiapan mental.
Dalam pendakian mental adalah hal yang sangat berpengaruh, karena jika
mental baik, maka fisik pun akan mengikuti menjadi baik juga, tetapi
bila tidak maka akan sebaliknya. Setiap pribadi padti memahami keadaan
mental dirinya sendiri. Kesiapan mental pribadi juga akan sangat
berpengaruh pada kondisi tim. Mental tidak siap, mungkin sebaiknya
jangan memaksakan diri.
3. Mengecek keadaan tempat yang di tuju.
Ini salah satu bagian terpenting dari perencanaan perjalanan. Kita harus
mencari informasi sebanyak mungkin tentang lokasi gunung, kondisi jalan
yang akan dilewati, lamanya perjalanan, hingga penyediaan logistik yang
akan dibawa yang dikaitkan dengan bujet yang harus disiapkan.
4. Mempersiapkan administrasi.
Jangan lupa kita harus mempersiapkan seluruh prosedur yang dibutuhkan
untuk perijinan memasuki kawasan yang akan dituju. Jangan lupa membawa
kartu identitas. Di beberapa taman nasional, tanpa kartu identitas kita
tak bisa masuk ke kawasan tersebut.
5. Mengecek kesiapan Ketrampilan dan Pengetahuan.
Setidaknya kita punya pengetahuan untuk dapat hidup di alam bebas.
Kemampuan minimal yang perlu bagi pendaki adalah pengetahuan tentang
navigasi darat, pengetahuan survival serta cara pencegahan keadaan
bahaya praktis (ilmu medik dasar).
6. Kenali teman perjalanan.
Kegiatan yang bersenang-senang seperti mendaki gunung bisa dilakukan
dengan siapa saja. Terlebih lagi di negara ini, banyak organisasi dan
komunitas bisa menjadi wadah untuk menyalurkan hobi yang satu ini.
Kenalilah terlebih dahulu teman pendakian Anda. Satu nilai lebih bila ia
atau mereka pernah lebih dulu mendaki gunung tersebut. Dengan begitu,
Anda tak perlu khawatir tentang perjalanan mendaki gunung tersebut.
Terbayangkan ketika kita berangkat dengan yang belum pernah naik gunung
semua? Apa yang terjadi.
7. Mempersiapkan peralatan.
Berikut perlengkapan atau bekal wajib yang harus dibawa saat pendakian :
- Carrier. Yang di gunakan untuk menampung seluruh perbekalan dan peralatan pendakian.
- Matras. Fungsinya sebagai alas pada saat beristirahat. Bisa juga digunakan sebagai pelapis dalam, agar carrier terlihat lebih rapi dan nyaman digunakan.
- Ponco/Jas hujan. Ini untuk antisipasi jika turun hujan saat pendakian. Sebab seringkali cuaca di gunung kurang bersahabat dan susah ditebak.
- Kompor Portable+gas atau parafin dan nesting. Ini erat kaitanya dengan pemenuhan kebutuhan makanan selama mendaki. Karena dihutan kita gampang kelaparan. :D
- Tenda. Ini digunakan untuk istirahat dalam waktu yang cukup lama agar bisa melindungi para pendaki saat terjadi hujan atau angin kencang. Biasanya dibawa pertim pendaki.
- Sleeping Bag/kantung tidur. Alat ini berfungsi untuk menyelimuti pendaki saat tidur di gunung agar terhindar dari dinginnya cuaca pegunungan. Dan untuk kasus tertentu, bisa jadi pertolongan pertama ketika ada yang hipotermi.
- Head lamp/senter/lampu badai. Kegiatan mendaki di malam hari bisa berjalan dengan lancar kalau kita punya alat penerangan yang dalam keadaan baik.
- Kupluk, sarung tangan, kaos kaki tebal, dan sepatu khusus gunung. Tidak disarankan memakai sendal, apalagi sendal jepit. Dalam keadaan tertentu sendal gunung bisa digunakan juga.
- Jaket. Tak perlu yang tebal, cukup yang bisa menahan dingin saja.
- Pakaian ganti. ini untuk perjalanan pulang ataupun kalau pakaian yang kita pakai basah karena kehujanan. Sangat tidak disarankan memakai pakaian berbahan dasar jeans.
- Alat-alat P3K, obat-obatan pribadi.
- Alat mandi atau bersih-bersih, alat sholat. Di hutan kita akan menemukan rasa yang berbeda ketika beribadah atau shalat.
- Beras, Makanan instan/kalengan, minuman mineral secukupnya. Tak perlu memindahkan semua makanan rumah kedalam tas, karena belum tentu akan kemakan dan hanya memberat-beratkan bawaan. Ketersediaan makanan yang cukup akan mampu memberikan energi yang cukup pula saat mendaki.
- Golok tebas, pisau lipat, dan teropong.
- Alat dokumentasi. Ini untuk mengabadikan setiap kejadian dan akan menambah keasyikan tersendiri ketika pulang dengan koleksi bertambah. Karena poto/video itu lebih berharga dari oleh-oleh apapun.
Sumber : Kompas, Survival
Langganan:
Postingan (Atom)